Penulis | Haris Djoko Nugroho |
Ukuran | 14,5 x 20,5 cm; soft cover |
Jumlah Halaman | xxiv + 206 halaman |
ISBN | 978-602-5583-12-4 |
Lima tahun sejak dicanangkan, Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia semakin menampakkan hasil. Konektivitas maritim, industri perkapalan dan perikanan, keamanan maritim, revitalisasi sektor-sektor ekonomi kelautan, konservasi biodiversity, serta peningkatan kualitas dan kuantitas SDM kelautan menjadi concern yang terus ditindaklanjuti stakeholders.
Dalam gelombang besar menuju Negara Maritim, hidrografi memiliki arti yang angat penting. Karena, tanpa peta laut, mustahil Poros Maritim Dunia dapat diwujudkan. Hidrografi menjadi pijakan utama dalam pengambilan kebijakan kemaritiman nasional. Indonesia membutuhkan SDM hidrografi dengan kualifikasi internasional (World Class Hydrographer). Pendidikan Spesialisasi Hidrografi dan Oseanografi (Dikspespa Hidros) oleh Pusat Pendidikan Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pusdikhidrosal) mendidik peserta didik untuk memiliki profesionalisme matra laut serta mampu merencanakan dan melaksanakan survei pemetaan hidrografi dan oseanografi.
Dibutuhkan evaluasi untuk mengetahui efektivitas, tingkat capaian kinerja penyelenggara, dan permasalahan yang terjadi. Penulis menggunakan metode penelitian evaluasi program atau kebijakan dengan pendekatan model evaluasi Kirkpatrick yang terdiri dari empat tahap, yakni Reaction, Learning, Behavior, dan Result.
Model tersebut memberikan informasi tentang efektivitas program Dikspespa Hidros yang lebih luas, mulai dari pelaksanaan program hingga pada level dampak dari program terhadap organisasi. Tidak hanya menggambarkan output produknya, tetapi juga memberikan data mengenai dampak Dikspespa Hidros terhadap kinerja dan besar pengaruhnya terhadap satuan kerja peserta didik.
Tersedia di Google Book.
Copyright © Pandiva | All rights reserved. Website by JMW